Tips Menjaga Diri Dari Corona ala Staff IT Rumah Sakit
Beberapa bulan yang lalu, sebelum negara api menyerang. Aku dan teman-temanku berencana membuat temu offline group IT Rumah Sakit Jateng dan DIY++. Setelah berhasil mendapatkan sponsor. Aku yakin seyakin-yakinnya kami bisa mewujudkan rencana yang selalu gagal ini.
Apa jadinya kalau peserta group yang notabene programmer-programmer sistem informasi rumah sakit bertemu. Bisa kalian bayangkan wajah-wajah culun berkacamata tebal, pendiam, cengar-cengir, kalau ngomong muter-muter kayak gangsingan seperti yang kalian lihat di film-film. Kamu tidak akan mendapati hal-hal itu pada kami.
Memang kami terlihat pendiam. Kalau kami ngobrol, berarti kami nggak kerja. Mana bisa programmer kerja sambil ngobrol. Pikiran kami dipenuhi oleh logika-logika yang berkeliaran. Tahukah kalian, dibalik satu tombol yang kalian lihat di komputer atau handphone, ada puluhan, ratusan atau mungkin ribuan kode didalamnya. Tahukah kalian, sebelum kami memutuskan menaruh sebuah tombol di posisi itu. Ada banyak hal yang kami pikirkan, tapi bukan memikirkan diri sendiri atau kekasih tercinta. Yang kami pikirkan adalah kamu para pemakai aplikasi yang kami buat.
Persiapannya sudah lumayan matang, termasuk dukungan dari beberapa orang manajemen rumah sakit tempat kerjaku. Tinggal mengajukan proposal ke Bu Direktur dan Duarrr. Coronapun datang meluluh lantakkan harapan.
Corona merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, tapi tidak semangat kami. Kami para staff IT adalah pegawai anti WFH, PSBB, PSPB, PKM dan lain sebagainya. Kami garda kesekian pelayanan Rumah Sakit. Peran kami tidak terlihat. Tapi kami nyata ada pada semua lini.
Booking antrian, pendaftaran pasien, pencatatan rekam medis hingga pembayaran dan klaim asuransi. Oh, jangan lupa dengan laporan-laporan ke pihak terkait. Ada peran kami disana dan kami harus menjaga supaya layanan-layanan tersebut tetap berjalan baik.
Sebagai pendukung kelangsungan pencatatan pasien. Kadang aku harus keluar dari cangkang persembunyian. Padahal tempat kerjaku adalah Rumah Sakit rujukan Covid di Semarang. Bekerja sebagai staff non medis di Rumah Sakit Rujukan Covid itu sesuatu banget. Bayangkan saja. Perlindungan kami hanya masker kain. Padahal tenaga medis yang menangani Covid pakai pelindung berlapis-lapis. Belum lagi ditambah isu yang beredar, banyak tenaga nakes yang tertular Covid karena pasien yang tidak jujur.
"Tank baja German, Dentuman meriam Sultan Turki, bahkan nuklir dari Rusiapun tak akan menggentarkan kami." Seseorang akan merasa yakin dan tidak takut ketika mereka memahami ilmunya. Sebagai pegawai Rumah Sakit, aku punya banyak referensi yang membuatku paham. Covid bukan untuk ditakuti, tapi untuk diwaspadai.
Beberapa waktu lalu kantorku melakukan test swab masal kepada seluruh karyawannya. Termasuk bagianku. Alhamdulilah kami semua bebas Covid. Terbukti tidak ada yang mendapat panggilan sesudah test swab. Biasanya kalau ada yang positif, langsung diciduk untuk dikarantina.
Corona Adalah takdir
Banyak yang bilang Corona adalah hasil konspirasi. Biarkan saja mereka menganggap seperti itu. Apapun sebabnya, Corona itu nyata. Corona tidak akan berhasil mewabah jika tidak diijinkan oleh Allah. Maka kita harus menerima Corona ini sebagai takdir.
Allah Menurunkan Penyakit Bersama Obatnya
Banyak orang mempertanyakan di Rumah Sakit diapain sih, katanya belum ada obatnya? Pasien Covid di rumah sakit memang tidak diapa-apain. Mereka yang dirawat di Rumah Sakit biasanya memiliki sudah sakit agak parah, baik itu karena Corona maupun penyakit lain disertai Corona. Penyakit lainnya yang diobati. Kalau Coronanya ya diobati juga, tapi sesuai gejalanya.
Kalian tahu nggak? kalau penyakit Flu itu tidak ada obatnya. Coba deh lihat kemasan obat Flu, tidak ada kata menyembuhkan penyakit Flu. Penyakit Flu bisa sembuh dengan sistem antibody kita. Jadi satu-satunya cara melawan Covid adalah dengan meningkatkan kemampuan antibody kita.
Oleh karena itu para emak tidak usah khawatir dengan buah hatinya. Meski sekolah menerapkan sistem belajar lewat daring. Anaknya jangan disuruh bermain lewat daring juga. Biarkan mereka bermain diluar rumah seperti biasa. Tapi dibatasi jam dan jumlah anak yang bermain, Selain itu kalau ada yang pilek disuruh pulang saja. Lagi masa pandemi, semua sensi sama pilek.
Membahagiakan Diri, Bahagiakan Orang Lain
Supaya sistem imun kita kuat kita harus bahagia. Bahagia itu nggak mahal kok. Coba deh kamu pulang kerja bawa cendol dua. Satu kamu berikan ke istrimu, satunya lagi ke anak-anak.
Lihat senyum bahagia mereka ketika memakannya. Santan yang gurih dan cendol berwarna hijau terlihat menarik. ditambah dinginnya es yang sejak tadi mengenai tanganmu. Rasanya pasti enak, percampuran rasa gurihnya santan dan manisnya cendol.
Es Cendol Pojok Tulus memang terkenal. Siapa yang tidak suka, cendolnya kenyal dan tidak terlalu manis. Santannya kental dan gurih, manisnya gula aren juga pas dilidah.Ditambah satu pongge (buah) durian dan tentu saja es batu yang berlimpah. Perpaduan yang sempurna, nomero uno, lezato, nyam-nyam sepertinya nikmat sekali diminum saat panas menyengat.
Anak dan istrimu sangat bahagia dengan oleh-oleh darimu. Kamu juga bahagia kan? Bukankah kebahagiaan anak dan istri adalah kebahagiaan suami.
Kebahagiaan akan merangsang sistem imun kita bekerja lebih baik. Sistem imun pada orang yang bahagia lebih kuat dari pada orang yang merana. Maka bahagiakanlah orang lain, dirimupun akan bahagia.
Minum Suplemen
Sejak aku ketahuan darah tinggi. Aku mengkonsumsi Habatus sauda untuk menurunkan tekanan darah tinggiku. Sebelumnya aku menggunakan obat-obat kimia. Tapi seiring waktu, aku merasa hanya baik-baik saja setelah minum obat. Kalau obatnya tidak kuminum. Aku tidak baik.
Aku mencari referensi tentang obat herbal. Aku tidak mau bergantung terus-terusan kepada obat kimia. Menurut yang aku baca, cara kerja obat herbal adalah memperbaiki sistem tubuh, sedangkan obat kimia mengatasi gejala penyakit.
Obat herbal satu obat untuk banyak penyakit. Obat kimia hanya untuk satu penyakit. Mengapa bisa demikian. Karena cara kerja obat herbal tadi. Jika sistem tubuh kita baik maka sistem imun kita baik. Sehingga kita bisa melawan penyakit dari virus atau bakteri. Selain itu sistem tubuh yang baik membuat kita lebih sehat dan kuat.
Suplemen bukan hanya obat herbal. Suplemen-suplemen multivitamin yang beredar juga bisa kamu konsumsi. Toh isinya pun sama. Misalnya vitamin C, vitamin B, zink dan lain sebagainya. Perbedaan antara suplemen herbal dan kimia adalah bahannya. Suplemen herbal biasanya langsung dari bahan alam. Sedangkan suplemen kimia sudah melalui proses pemilahan.
Pengobatan herbal itu seperti kamu disuruh memilih ngurusin badan dengan olah raga atau sedot lemak. Semua akan indah pada waktunya.
Demikian tiga tips menjaga diri dari Corona ala Staff IT rumah sakit, yaitu diriku. Semoga bermanfaat.
So sweeet.. tapi kapan bawa pulang cendol beneran.. kalau beli beneran, jangan beli 2 doang. Kasihan yang bawa nanti ngiler nggak kebagian 🤣🤣🤣🤣
ReplyDeleteKalau nggak tutup ya, tiap lewat pas pulang kerja tutup terus kok
DeleteDi awal paragraf aku bayangin programer itu kaya penjinak bom. Salah motong kabel aja bisa meledak bomnya.
ReplyDeleteDi bagian cendol aku bayangin dramkor. Kamu so sweet... 😆
dramkot itu apa mbak? aku manis itu pencitraan wkwkw
DeleteWahh, semoga selalu sehat sekeluarga pa... Tips nya ok banget
ReplyDeletesama-sama mbak, semoga mbak vie sekeluarga juga diberi kesehatan. Amin
Deleteterima kasih kak
ReplyDeleteBagus, Kak..
ReplyDeletetapi agak salfok sama cendol ditambah buah durian
Enak lho kak
DeletePendiskripsian tentang cendolnya tetiba membuatku nyidam :). cendol mana cendol...
ReplyDeleteWaktu menulis artikel ini sambil ngiler kak
DeleteIni Ala staff IT Rumah sakit. Wah ide juga untuk Saya bikin tulisan ala guru ya. Makasih om
ReplyDeleteHayuk bikin bu
Deleteselama daring emak selalu jadi penanggung jawab ... duch ini versi bapak yang keren menghadapi dan memandang corona
ReplyDeleteIya mbak, kasihan ya emaknya
DeleteMalam-malam begini baca tentang cendol duren. Wow.. Pengeeeen
ReplyDeleteEnakan siang-siangan mbak
Delete