#duakacamata: Suami SIAGA
Selamat malam sahabat duet kacamata.
Pembaca yang budiman, hal paling sulit untuk saya ketika menulis adalah membuat judul, jadi maaf kalau judulnya tidak sesuai dengan isi artikel.
Topik duet dua kacamata edisi 2 yaitu tentang kehamilan. Mumpung istri lagi hamil, sekalian aja dijadiin objek pergunjingan. Masih fresh from the oven, dan bakal jadi kisah hangat karena penulisnya masih merasakan prosesnya. Proses kehamilan itu sangat asik lho, saking asiknya meskipun orang hamil itu katanya capek, berat, penuh perjuangan, boros :P, Tapi kok gak ada yang kapok ya?.
Saya sedang mencoba meraba-raba perasaan cowok ketika istrinya hamil.
"gimana sih perasaanmu kalau istrimu hamil?"
saya: Seneng donk istrinya hamil, kalau selingkuhan hamil baru pusing wkwkwkw
"emang ada selingkuhan?"
saya: "ssssttt, jangan keras-keras, alhamdulilah selingkuhan saya gak bisa hamil, wong selingkuhnya sama komputer. "
"Gak nyoba selingkuh beneran mas? masak selingkuh sama komputer"
saya: "Pengennya sih selingkuhnya sama Allah, biar istri ridho tak selingkuhi :P"
"cie cie, liqo dulu mas. Liqo ae mbolosan, piye meh selingkuh mbek Allah!!!"
Alhamdulilah kehamilan doi udah masuk bulan ke 7, itu artinya perutnya udah gede banget, kaya balon, tapi ada kupingnya ha ha ha (sambil bergaya kayak anak kecil diiklan susu D*****).
Kehamilan kali ini terkesan lancar, tidak seperti kehamilan yang ketiga dulu, rasanya tiap hari deg-degan. Gimana gak deg-degan, baru 2 kali ke dokter aja udah divonis BO (Blighted Ovum). Masalahnya lagi, vonis BO ini udah yang ketiga kalinya, po rak melas mas?. Akhirnya dengan penuh keyakinan kami bertekad akan berusaha dengan sungguh-sungguh, tidak ke dokter dulu sampai 10 minggu (soalnya kalau 10 minggu gak ada perkembangan langsung di kuret). Waktu itu sama pak Jati (Dokter kandungan RSUD Kota Semarang) dikasih resep progesterone sambil bilang, ini obatnya ditebus dulu mas, kalau janinnya kuat ya nanti kita terusin, kalau nggak ya di kiret. Namanya juga orang polos, dengar kata kalau janinnya kuat, yang tak pikir itu obat buat ngetes kekuatan janin. Akhirnya obatnya gak tak tebus (saya polos banget ya pembaca, padahal progesterone itu obat penguat).
Setelah usia janin 10 minggu, kami laporan ke pak Jati lagi, alhamdulilah janinnya kelihatan. Pak Jatinya kaget waktu saya cerita kalau gak jadi penguat. Tapi bagaimanapun kuasa Allah itu tiada bandingannya. Pak Jati, saya dan istri jelas kaget, karena ternyata obat yang diresepkan itu obat penguat. Tetapi kalau sudah takdir Allah meh piye? Gak ada yang bisa melawan. Saya aja pasrah nerima kenyataan (kenyataan yang indah).
Hari berganti hari, saya berusaha membuat istri nyaman. Istri mencret dikit saja (flek-flek) saya sudah kalang kabut. Istri lapar, langsung dibuatin makanan, disuapin lagi. Nyuci piring, kadang nyuci baju, masak air, bikin susu jadi pekerjaan (kadang) tiap hari. Apalagi tiap periksa ke pak Jati, penampakan ifa di USG selalu bikin deg-degan. Namanya juga 10 minggu baru kelihatan, jadi janinnya tidak sebesar ukuran yang seharusnya.
Alhamdulilah kami bisa berproses hingga 9 bulan dan akhirnya Ifa terlahir ke dunia pada tanggal 28 Desember. Hari-hari kamipun semakin ceria dengan hadirnya si dia (Ifa).
Alhamdulilah kehamilan kali ini berjalan lancar, bahkan kata Pak Jati, penampakannya terlihat lebih dari umurnya. Bentuk dan bobotnya normal, detak jantung normal, dll. Intinya janinnya sehat.
Mungkin perbedaan kondisi itu yang membuat saya agak santai on the way. Meskipun saya selalu berusaha menjadi suami SIAGA (Siap mengAntar dan Jagain), tapi kok rasanya tidak seperti dulu yang sampai dibela-belain nyuci piring dan nyuci baju, kadang masak sarden atau bikin martabak mie. Kalau cuma nyuapin makan sih sampai sekarang masih saya lakukan, soalnya istri saya memang hoby disuapin suaminya. Kalau makan kadang bertiga. Kalau di film-film seringnya istri nyuapin anak sama istri, kalau ini suami yang nyuapin istri sama anak :).
Alhamdulilah usia kehamilan istri saya sudah 7 bulan (Kopas dari yang atas, diedit dikit). Nggak terasa dan nggak nyangka, rasanya baru bulan lalu saya ke Pak Jati (ya iya lah, kan tiap bulan periksa tong!). di usia kehamilan yang ke 7 bulan ini, saya sadar saya sudah berbuat dholim terhadap anak saya. Seharusnya apa yang saya lakukan ketika istri saya hamil Ifa dengan yang sekarang seharusnya sama, bahkan harusnya lebih baik (Sebenarnya sudah sering protes). Tetapi karena berbagai alasan akhirnya seperti ini, banyak detail-detail yang tidak saya lakukan seperti sebelumnya. Banyak hal yang saya abaikan. Masih ada 2 bulan lagi, sepertinya masih cukup untuk mempersiapkan kehadiran anak kami yang kedua di dunia. Semoga saya bisa memaksimalkan waktu yang tersisa dengan lebih memperhatikan, menjaga dan memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang di kandungnya. Semoga saya dan keluarga diberi iman, kesehatan dan rejeki yang cukup untuk menjaga dan merawat keluarga kami. Amin
Suami SIAGA (SIAP ANTAR JAGA)
Tadi saya sempat mlesetin suami siaga adalah siap (meng)Antar dan Jaga (in). padahal seharusnya adalah suami Siap Antar Jaga selama bisa. Artinya suami harus siap mengantarkan istri kemanapun dia mau, dan menjaga dia (nglantur lagi).
Maksudnya adalah suami harus mencurahkan segenap waktunya untuk membuat istri bahagia. Karena kalau istri bahagia, janin akan bahagia. Hal ini sama dengan Ifa dan Ibunya, kalau ibunya bahagia, Ifanya juga bahagia.
Lalu apa saja yang dilakukan oleh suami SIAGA
Suami harus rajin menemani istri sesering mungkin, mengingatkan jadwal minum obat, memperhatikan pola makan istrinya, selalu menemani ketika memeriksakan kehamilan, bahkan kadang kamu juga harus menggantikan pekerjaan istrimu selama istrimu hamil.
Suami juga harus selalu mengajak istrinya mengobrol, mengajaknya bercanda dan sesering mungkin memperhatikannya. Banyak istri yang sedang hamil merasa sedih karena merasa kurang diperhatikan. Padahal hal ini bisa berdampak pada kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan mengajaknya mengobrol istri bisa lebih rileks, merasa dihargai dan yang pasti merasa diperhatikan.
Jangan lupa juga untuk selalu memuji istrimu, meski istrimu sekarang terlihat lebih gendut. Pujilah dia sesuia dengan keadaannya, misalnya "bunda kok makin hari makin cantik ya", jangan "bunda sekarang kelihatan lebih sexy deh (sexy dari hongkong?)".
Jauhkan Istri dan anakmu dari asap rokok
Point ini saya sengaja saya buat tebal. terus terang saya seorang perokok, dan sebenarnya tema kali ini tentang rokok. Tetapi saya malu kalau menulis tentang rokok, soalnya saya termasuk kecanduan berat. Mungkin nanti kalau saya sudah berhasil mengurangi rokok, saya jadikan tips and trik berhenti merokok.
Tapi satu hal yang selalu saya hindari adalah merokok didekat istri dan anak saya. Banyak orang beralasan karena sudah kecanduan susah buat berhenti merokok termasuk didepan istri dan anak, bahkan saya sering melihat ada bapak-bapak menggendong anaknya sambil merokok. Kalau sudah seperti itu saya juma bisa ngelus boyok (punggung). Kasihan anak-anak itu, padahal semua orang tahu kalau asap rokok itu mengandung banyak racun. Apalagi kalau yang diasapin istrinya yang lagi hamil. Padahal janin menerima zat yang terpapar ke ibunya 2x lipat dari yang diterima ibunya.
Karena itu saya berpesan terhadap diri saya dan juga kepada para pembaca untuk tidak merokok didepan, disamping, dibelakang, diatas maupun dibawah istrimu dan anakmu maupun istri dan anak orang lain.
Intinya suami SIAGA adalah suami yang selalu berusaha membuat istrinya bahagia CMIIW.
Semoga bermanfaat.
wah infonya bermanfaat sekali. jadi suami siaga :)
ReplyDeleteTerima kasih suda mampir mas, itu curcol yg jadi tips :)
DeleteHmm, lumayan Siaga lah, tapi tetep masih nyebelin, hehehe :D
ReplyDeleteKalau itu memang dari sononya
DeleteTest
ReplyDeleteCoba ya
ReplyDeleteIya
Deletetes
ReplyDeletesaya suka poin "Jauhkan istrimu dari asap rokok" lalu berlanjut ke "Jauhkan anakmu dari asap rokok" ya, mas.
ReplyDeleteJujur banget, saya sangat jengkel apabila lihat seseorang merokok sambil gendong anaknya. dulu pernah saya mencoba menegur seseorang yg gendong anaknya sambil merokok, dan jawaban yang saya dapat sungguh mengejutkan. Dia dgn entengnya menjawab "anak saya sudah kebal asap rokok kok"
Saya juga mas, suka miris kalau lihat bapak-bapak kayak gitu. Salam kenal, thanks sudah mampir
DeleteJadi ini kehamilan ke 4 yaa, Pak
ReplyDeletewes berpengalaman, kudu tambah SIAGA dong...
iya mbak, koyone malah kesantenen ki. serasa di pantai
Deletejadi Pengen Punya Istri ni jadinya....
ReplyDeleteCepetan kk :P
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletesama-sama mas Rain Singh, maaf komentarnya tak hapus, tolong jangan ninggalin link hidup di komentar mas, dianggap spam sama google, Blog mas Rain aku masukin ke daftar bw-ku, kapan2 pasti aku bw
Delete