Rahasia Fulan
Tidak banyak yang tahu tentang dia. Fulan namanya. Menurutku dia orang yang baik. Penampilannya rapi dengan surban panjangnya. Dia tidak terlalu tua. Namun tak pantas juga kalau aku menganggapnya pemuda.
“Aku melihat Fulan setiap pagi pergi rumah bordil, dia tidak hanya masuk di satu kamar. Semua kamar dia masuki. Dia sehina-hinanya nafsu. Tapi dia kuat juga ya? Semua kamar dimasuki, entah apa yang dilakukannya.”
“Setiap pagi dia mendatangi warung Pak Sardi, setelah itu dia pergi. Dia pasti bertemu dengan teman-temannya untuk berpesta pora. Di balik baju indahnya, ternyata buruk tabiatnya.” Begitu orang-orang suka menggunjingnya. Bagi mereka, dia tidak pantas dijadikan kawan. Orang hina berbulu domba, mana pantas berkawan dengan manusia seutuhnya. Bodohnya mereka. Mana ada orang yang punya bulu domba. Sudahlah, biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu.
Suatu pagi. Dia terjatuh, orang-orang tak ada yang mau menolongnya. Semua diam dan tetap berlalu lalang. Aku tahu dia bukan mahluk tak kasat mata. Orang-orang itu seakan tak mau mengotori tangan mereka dengan memegang tubuh orang yang mereka anggap hina itu.
Sebelumnya aku merasa aneh, akupun segera membawanya ke rumah sakit. Sayang nyawanya tidak tertolong. Kubawa dia ke rumahnya. Beruntung dia orang yang cukup dikenal. Tidak susah aku mencari rumahnya. Sayang hal-hal yang dibicarakan orang-orang adalah keburukannya. Padahal aku melihat cahaya pada wajahnya. Cahaya yang keluar dari wajah orang-orang muslim.
Istrinya menyambut dengan tangisan, “Tuan, aku bersaksi bahwa suamiku adalah orang yang saleh, dia tidak pernah berbuat kejahatan seperti yang diprasangkakan.” Mungkin dia sudah tahu aku akan menanyakan itu. “Hebat bener nih anak,” gumamku.
“Lalu mengapa orang-orang mengatakan hal-hal buruk tentangnya?” Aku tidak tega mengatakan padanya bahwa suaminya sering ketempat bordil dan penjual minuman keras.
Kemudian istrinya menceritakan sebuah kisah yang tak pernah diketahui orang lain di dunia ini. Sang istri bercerita bahwa setiap suaminya pulang ke rumah di siang hari, dia selalu berkata, “Pagi ini aku ke rumah bordil di pasar. Aku membayar mereka untuk hari ini. Mereka tidak perlu mencari tamu. Alhamdulilah Aku sudah mencegah orang-orang berbuat zina hari ini. Setelah itu aku ke warung Pak Sardi. Kubeli semua minuman kerasnya lalu aku buang ke sungai. Alhamdulilah hari ini tidak ada orang yang mabuk-mabukan di pasar.”
“Tapi suamiku, tidak ada orang yang tahu maksud tujuanmu, aku takut tidak ada yang mau menyolatimu ketika kamu mati,” kata istri Fulan saat itu.
“Ketika aku mati nanti, aku akan disholati oleh Sultan,” jawabnya.
Aku terdiam dan tertegun mendengar cerita tentang orang saleh ini. Perkataannya benar-benar terjadi. Segera aku mengutus pengawal yang menemaniku dalam penyamaran ini untuk memanggil ulama-ulama negara hadir di sini.
Bagus, Pak. Lanjutkan!
ReplyDeleteterima kasih mbak. Duh aku mikir-mikir buat lanjutin ke fiksi
DeleteManteuppp.. aku pernah dengar cerita iniii🌼
ReplyDeletecerita ini memang terinspirasi dari sebuah cerita
DeleteKisah dari negeri seberang kah?
ReplyDeleteiya kak, ceritanya tentang Sultan Turki yang menyamar dan bertemu dengan orang saleh
DeleteWah ternyata Sultan dia... unpredictable
ReplyDeleteterima kasih kak, membuat cerita fiksi lebih susah dari non fiksi
DeletePerbuatan baik, "sepertinya" memang harus didampingi dengan publikasi yang baik.
ReplyDeleteEntah untuk melindungi diri & keluarga, atau menjadi bahan ber-fastabikhul khairat dengan yang lain.
Betul kak, supaya menjauhkan diri dari fitnah
DeleteMasya Allah, amalan yang tersembunyi dilakukan tanpa banyak orang tahu yang sebenarnya. Keren kak. 😊
ReplyDeleteTerima kasih kak. Cerita ini terinspirasi dari cerita tentang orang saleh sih
DeleteManusia emang seperti itu kan??
ReplyDeleteHanya menilai dari apa yang dilihatnya, walau hanya sepotong dan tak semua..
Bagus, kak..
Iya kak, kadang kita hanya melihat sekilas saja tapi sudah menjudge seseorang
DeleteSuka suka suka ... ceritanya ditambahi ditunggu tumggu loh tulisannya
ReplyDeletesiap mbak. tiap hari nulis kok hehe
DeleteWah, begitu nulis fiksi jadi keren banget ni masnya 😅 lanjutkan mas!
ReplyDeleteterima kasih mbak. duh mau nulis ini pakai tapa brata dulu mbak
DeleteMaa Syaa Allah keren pak. Ternyata dia sultan yang menyamar.
ReplyDeleteiya bu, alhamdulilah dapat plot twistnya
DeleteWah, akhirnya Si Fulan bisa jg menaklukkan tantangan Fiksi.
ReplyDeleteSemangat kk...
hehe iya kak. Alhamdulilah setelah bingung berjilid-jilid
Deleteterima kasih kak, sama-sama kak
ReplyDelete