Budaya dan perilaku konsumtif: antara keinginan dan kebutuhan


Budaya Konsumtif

Budaya konsumtif adalah istilah untuk menggambarkan keadaan suatu masyarakat yang berperilaku konsumtif. Konsumtif adalah kata untuk menyatakan sifat konsumsi. Sedangkan konsumsi artinya adalah hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri, bisa juga diartikan sebagai bergantung pada hasil produksi pihak lain (sumber: http://kbbi.web.id/konsumtif)
Bila digabungkan Maka budaya konsumtif adalah keadaan suatu masyarakat yang suka make barangnya orang atau barang produksi orang lain, karena dia tidak bisa buat sendiri.

Dari arti kata yang saya sambung sendiri, bisa disimpulkan bahwa tidak ada yang salah dengan budaya konsumtif, karena tidak mungkin kita bisa membuat berbagai macam pabrik untuk memenuhi kebutuhan kita. Namun karena arti kata konsumsi ini sangat luas, bukan hanya pada kebutuhan saja. Maka hal ini menjadikan konsumsi menjadi kata yang memiliki arti "Penggunaan barang diluar kebutuhan".
picture: pixabay.com

Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif adalah perilaku seseorang untuk memiliki suatu barang-barang jasa ekonomis. Perilaku konsumtif dan budaya konsumtif bersifat mutlak, karena kita tidak bisa menghasilkan sendiri kebutuhan-kebutuhan kita.

Kebutuhan 

Dalam kamus kbbi online, kata kebutuhan berarti yang dibutuhkan. Sedangkan kata butuh sendiri berarti sangat diperlukan atau memerlukan. Kebutuhan bisa diartikan sebagai hal-hal yang diperlukan seseorang untuk menjalani hidup. contohnya : butuh pendamping hidup (Kalau yang ini kayaknya nggak ada yang jual).

Keinginan

Masih dari kamus kbbi onlike, kata keinginan berasal dari kata ingin yang bisa diartikan hendak, mau, berhasrat.


Contoh keinginan sesuai kebutuhan: makan cukup nasi, tempe, sambal dan lalapan. Pic: foody.id

Contoh Keinginan diluar kebutuhan, sudah ada ayam masih mau pakai tempe. Pic: foody.id



Memisahkan Keinginan diluar kebutuhan

Sebenarnya keinginan dan kebutuhan saling berhubungan. Karena kita memiliki kebutuhan maka jadilah keinginan. Tidak seperti habis gelap terbitlah terang yang berjalan berurutan. Kebutuhan dan keinginan ini menjadi satu kesatuan Karena tubuh kita membutuhkan energy dari makanan maka timbullah keinginan untuk makan.
Masalah terbesar kita bukan pada perilaku konsumtif yang ada pada diri kita. Tetapi karena kita tidak bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Sesungguhnya kebutuhan dan keinginan sendiri juga saling berhubungan. Sebagai contoh: karena kita butuh makan. kita pasti ingin makan. Betul saudara-saudara? Betuul. Masak butuh makan malah tidur. Betul Saudara-saudara? Betuul.
Permasalahannya adalah ketika kita tidak memilah keinginan untuk mencukupi kebutuhan dengan keinginan diluar kebutuhan utama kita.

Contoh:
 1- Tubuh kita memerlukan energi dari makanan.
 2- kita berkeinginan makan.
 3- Ingin makan ditempat nyaman
 4- Makanan yang mengandung zat gizi lengkap
 5- Makanan yang enak

Point 1 - 2 tidak ada masalah, karena itu yang terjadi pada tubuh kita. Mulai point ke-3 nih yang karena kita terlena dengan "Kebutuhan" lalu menjadikan "Keinginan" menjadi "Kebutuhan" juga. Padahal sebenarnya yang kita butuhkan hanya "Makan". Sedangkan point yang lainya, meskipun tidak ada tidak jadi masalah, karena kebutuhan kita hanya "Makan". Sebenarnya kita tidak perlu takut kekurangan gizi, karena Allah telah mengisi bahan makanan dengan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh. Tidak jadi masalah bila kita cuma makan nasi dengan tempe. Kamu tetap bisa menjadi blogger kok. Contohnya saya :P.

Mari Menghitung kebutuhan makan kita dalam 1 hari

Dari contoh diatas sebenarnya kita sudah bisa memilah keinginan yang berdasarkan kebutuhan atau keinginan diatas keinginan. Karena apapun makanannya, minumnya pasti tiiiiitttt.