Berkenalan Dengan Flutter

Berkenalan dengan Flutter


FLUTTER

Fluter adalah sebuah development kit untuk membuat aplikasi mobile yang dikembangkan oleh Google. Dengan flutter kamu bisa membuat sebuah aplikasi yang bisa dikompilasi menjadi aplikasi Android dan IOS. 

Versi pertama Flutter bernama "Sky" yang bisa berjalan di Android. Project Sky diperkenalkan pada acara Dart Developer Summit pada tahun 2015.  Mengapa diumumkan ke Dart Developer Summit? Karena Flutter menggunakan bahasa pemrograman Dart di aplikasinya. Bahasa pemrograman Dart mungkin terdengar asing. Mungkin lewat Flutter, Google ingin memperkenalkan Dart secara luas.

Arsitektur

Flutter terdiri dari 3 komponen, yaitu :
  1. Flutter Engine
  2. Foundation Library
  3. Widget yang spesifik 

Flutter Engine

Flutter Engine atau mesinnya si Flutter ditulis dengan bahasa C++ untuk merender menggunakan library grafis milik Google yang bernama Skia. Selain itu Flutter juga menggunakan SDK dari masing-masing sistem operasi, baik Android maupun IOS. Sampai saat ini belum ada berita apakah Flutter bisa berjalan di sistem operasi Mobile Symbian atau Java.

Foundation Library

Foundation Library adalah library-library standart yang digunakan dalam Flutter. Library-library ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Bahasa pemrograman Dart juga akan kita pakai dalam pembuatan aplikasi menggunakan Flutter. Apakah kamu pernah mendengar tentang bahasa pemrograman Dart sebelumnya?  

Widget

Flutter memiliki sistem widget untuk membangun UI atau istilah kerennya antarmuka. Sebuah widget dalam Flutter mewakili deskripsi yang tetap. Grafik, teks, menu dan obyek lain dalam Flutter adalah widget.
 
Perang Sistem Operasi Mobile akhirnya dimenangkan oleh 2 orang pemain. Apalagi selepas Microsoft menyerah dari pengembangan Sistem Operasi Mobile. 2 Sistem Operasi ini seolah tiada lawan. Dua sistem operasi ini adalah Android dan IOS. 

Setiap System Operasi memiliki cara kerja sendiri-sendiri. Meski tampilan mungkin terlihat sama. Namun material yang dipakai berbeda. IOS dan Android pada dasarnya adalah sistem operasi mobile yang berbeda. Oleh karena itu Flutter menyediakan dua set widget. Yaitu Material Design untuk Android dan Cupertino yang meniru UI di IOS.

DART

Lalu apa itu Dart. Teman-temanku banyak yang mengeluh ketika aku ajak mereka belajar Flutter. Kok Flutter sih, nggak ***** N*t*** saja yang menggunakan Javascript? Seperti itu rata-rata komentar mereka. Mempelajar framework sebelah memang bagus, apalagi aku dan teman-teman sudah beberapa kali bersinggungan. Namun membuat aplikasi dengan framework tadi untuk kami yang kaum old memang agak berat mengikutinya.

Apa itu Dart? Dart adalah bahasa pemrograman multipurpose yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2013. Pada saat itu Google ingin membuat bahasa pemrograman "Javascript Killer" alias pembunuh Javascript. 
"Amalan seseorang dilihat dari niatnya." Dari niat awalnya saja sudah nggak bagus ya gaes. Lagi pula menjadi Javascript killer sepertinya terlalu tinggi. 

Dart aktif digunakan dalam pengembangan internal google seperti:
  • Google Adsense (front-end)
  • Google AdWords (front-end)
  • Google Fiber (front-end)
  • Hamilton (Android dan iOS)
  • dll. 
Meski sudah diperkenalkan bertahun-tahun Dart bukanlah Javascript Killer. Justru pamor Javascript yang kian hari kian menanjak, sedangkan Dart? Entah apakah ada developer diluar Google saat itu menggunakan bahasa pemrograman ini.

Kelebihan Flutter

Kelebihan dari Flutter ketimbang framework sejenis dari kampung sebelah adalah:

  1. Dukungan dari Google
  2. Dukungan komunitas
  3. Dokumentasi yang lengkap dan terstruktur
  4. Satu basis kode untuk banyak platform (Android, IOS, Web)
  5. Hot Reload 
  6. Animasi dan API yang lengkap

Kekurangan Flutter

Tak ada gading yang tak retak. Flutter juga memiliki kekurangan-kekurangan yang mungkin akan melemahkan sisi usilmu, yaitu:

  • library yang kurang lengkap dibanding platform tetangga.
  • Dart, bahasa pemrograman yang tidak familiar. Bahkan aku mengira-ngira sepertinya Google membuat fluter untuk mengangkat pamor Dart yang tidak pernah bisa menyaingi Javascript. Tapi Dart juga menjadi faktor penghambat dibanding framework sebelah yang menggunakan Javascript sebagai bahasa pemrogramannya.
  • Ukuran file lebih besar. Ukuran file menggunakan Flutter menjadi lebih besar ketimbang pakai framework sebelah. Tapi lebih optimal.

Demikian perkenalan awal dengan Flutter, kapan-kapan kita sambung lagi dilain kesempatan. Terima kasih sudah mampir.




No comments for "Berkenalan Dengan Flutter"