Teknologi Mesin Browser Di Balik Web Browser

mesin browser dibalik web browser


Tahukah kalian bahwa aplikasi berbasis web sebenarnya berjalan di desktop? Sebenarnya pertanyaan ini sangat tidak penting. Tapi ketika ada seseorang yang bilang, "Sebentar lagi aplikasi desktop akan hilang, digantikan oleh aplikasi web base." 

Lha web browser tempat aplikasi berbasis web berjalan itu kan aplikasi desktop mas, lha internet explorer, chrome, mozilla apa ada yang berbasis web?

Seringkali orang-orang belajar hanya best practicenya saja, kalau di bootcamp memang lebih banyak ke best practice, tapi kalau yang ngomong anak kuliahan kok disayangkan sekali. Mereka kurang memahami hal-hal dasar bagaimana mesin berjalan. 

Tapi model kuliah di Indonesia kebanyakan memang seperti itu sih. Di Kuliah praktek biasanya dosen sudah punya source code yang dibagikan ke mahasiswa, mahasiswa tinggal menyalin source code dari dosen. Kalau ada yang error, tinggal bilang "Itu punya teman-temanmu nggak error, punyamu kok error sendiri, berarti kamu yang salah."

Artikel ini tidak membahas tentang pemrograman web, tapi ke pengetahuan umum yang tidak penting. Yaitu tentang mesin browser. 

Ibarat mobil, aplikasi-aplikasi browser menggunakan mesin untuk merender tag-tag html dan css untuk ditampilkan di antarmuka aplikasi. Misalnya mobil Suzuki, bisa jadi mereka menggunakan mesin yang sama untuk beberapa tipe mobil. Web browserpun demikian. Ibaratnya apapun makanannya minumnya teh botol Sosro, eh kok ngiklan.

Dari banyak aplikasi browser yang beredar. Kebanyakan menggunakan mesin browser yang sama. Berikut ini beberapa mesin browser yang populer.

Webkit

Webkit adalah mesin browser yang sangat populer. Sebagian besar browser populer menggunakan mesin ini. Menurut survey dari Start Counter, lebih dari 40% pengguna web menggunakan mesin ini. Hal ini tidak mengejutkan, karena webkit digunakan sebagai mesin penerjemah oleh browser Safari baik pada MacOS maupun IOS. Selain safari, Google Chrome yang berjalan di IOS juga menggunakan webkit sebagai mesin renderingnya. Meski hanya digunakan dilingkungan Apple, namun Google Chrome menggunakan mesin hasil foked dari webkit. Boleh dibilang, Google Chrome juga menggunakan Webkit. 

Kode webkit dan javascriptnya merupakan fork dari projek KHTML dan KJS di KDE yang kemudian dikembangkan oleh Apple untuk aplikasi browser mereka yang bernama Safari,

Blink

Blink dibuat dari source webkit atau dikenal dengan istilah fork. Blink dikembangkan oleh Google untuk aplikasi browser open source milik mereka yaitu Chromium. Chromium digunakan oleh google untuk membuat aplikasi browser mereka yang sangat populer yaitu Google Chrome.

Web browser Chromium sangat powerfull, buktinya banyak developer lain yang membuat web browser berbasis Chromium. Bahkan Microsoft yang sekian lama berusaha mengembangkan web browser sendiripun akhirnya menyerah dan menggunakan Chromium sebagai basis web browser terbarunya, Microsoft Edge. 

Selain Microsoft Edge, browser lain yang sudah berpindah engine adalah Opera browser. Selain dua browser di atas ada banyak browser yang dikembangkan dari Chromium, yaitu Brave, Comodo Dragon Avast Secure Browser,   Browser bawaan di produk smarphone Samsung dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak mesin browser, Blink adalah mesin browser yang paling populer.

Gecko

Gecko dikembangkan dari mesin browser Netscape Navigator. Gecko dirilis pertama kali pada tahun 1998 dengan lisensi open source oleh Netscape. Awalnya Gecko diberi nama Raptor. Namun karena masalah lisensi, akhirnya diberi nama NGLayout. Namun kemudian diubah menjadi Gecko. 
Netscape membentuk Mozilla Organization untuk membuat project open source mereka. 

Pada perkembangannya Mozilla Organization berubah nama menjadi Mozilla Foundation. Mozilla Foundation adalah organisasi yang mengembangkan browser populer Mozilla Firefox. Sekarang kalian tahukan mengapa sejarah Gecko ini sangat panjang.

Saat ini Gecko digunakan oleh Mozilla sebagai mesin browser dan email client mereka yaitu Firefox dan Thunderbird. Proyek gecko sendiri sudah digantikan dengan proyek Quantum. 

Proyek Quantum adalah proyek lanjutan dari Mozilla untuk membuat Firefox mampu bersaing dengan browser Google Chrome. Quantum memberikan perbaikan dan peningkatan pada Gecko dan mesin Javascriptnya (Spidermonkey) supaya berjalan lebih cepat dan efisien.

KHTML

KHTML adalah mesin pendahulu dari Webkit. Boleh dibilang KHTML adalah leluhurnya Google Chrome. Meski kalah canggih dengan mesin-mesin penerusnya, namun KHTML sampai sekarang masih digunakan untuk browser Konqueror di KDE. 

Kalian para pengguna sistem operasi berbayar mungkin kurang familiar dengan KDE. KDE adalah Desktop Environment yang sangat populer di sistem operasi Linux. 

Sebenarnya aku nggak mau memasukkan KHTML di list mesin browser. Sepertinya jarang yang menggunakan Konqueror (Maaf di Linu aku lebih suka Gnome dan turunannya). Tapi mengingat historynya terhadap perkembangan mesin browser, maka aku sertakan juga sebagai pengetahuan.  

PENUTUP

Di balik canggihnya aplikasi-aplikasi web browser, ternyata yang membuat canggih adalah mesinnya. Karena mesin browserlah yang merender tag-tag HTML dan CSS menjadi tampilan yang terlihat dilayar laptop kita. 

Apakah pengetahuan ini penting? Kalau sekarang aku kurang tahu, tapi dulu sekali ketika magang di web developer. Terkadang aku harus membuat beberapa versi CSS, karena ada CSS yang tidak bisa terender dengan baik di browser tertentu. Kemudian kami juga harus mengetest tampilan di berbagai web browser. 

Dengan mengetahui teknologi mesin browser. Aku tidak perlu mengetest ke semua aplikasi web browser. Tapi cukup ke beberapa browser dengan mesin browser yang berbeda.

Semoga artikel ini bisa memberi manfaat kepada para pembaca. Terima kasih sudah mampir

 

No comments for " Teknologi Mesin Browser Di Balik Web Browser"