Pentingnya Pelaporan Tuberkulosis

pentingnya pelaporan tuberkulosis


Hari ini hari pertama workshop integrasi data SIMRS dengan SITB (Pelaporan TB). Pada acara ini kami diberi paparan tentang bahaya penyakit TB dan pentingnya pelaporan tuberkolusis. Sebenarnya acara ini sudah beberapa kali dilakukan. Biasanya event ini diikuti temanku. Tapi karena dia diterima ASN dan kemungkinan tidak bisa mengawal bridging aplikasi dengan tuntas, maka aku dikirim ke event ini.

Integrasi data SIMRS dengan pelaporan Tubercolusis (SITB) sangat penting. Selama ini TBC masih menjadi momok bagi Indonesia. TBC memiliki penyebaran dan gejala yang mirip sekali dengan Covid19 yang sedang trending saat ini.

Saat ini Indonesia adalah negara dengan peringkat kedua kasus TB terbanyak didunia. Kita naik satu peringkat dibandingkan tahun lalu yang peringkat ketiga. Entah ini adalah prestasi atau tidak. 

Meski terdengar seram. Namun bisa jadi kenaikan peringkat ini adalah prestasi terhadap pelaporan TB. Banyaknya kasus TB yang tidak terdeteksi adalah masalah tersendiri bagi Indonesia. TB tumbuh subur pada daerah dengan iklim tropis seperti di Indonesia. Belum lagi kesadaran masyarakat yang rendah terhadap penyakit ini.

Mungkin saja kenaikan jumlah TB yang terlaporkan saat ini lebih banyak dari sebelumnya karena akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan semakin baik. Bertahun-tahun yang lalu, mendeteksi pasien TB sangat sulit. Masyarakat seringkali menganggap batuk dan flu sebagai penyakit biasa. Padahal bisa saja mereka terinfeksi/menderita TB.

Tuberkulosis 

TB adalah singkatan dari Tuberkulosis. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi virus bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). ketika virus ini menyerang paru-paru, dia menjadi sangat menular, terutama pada orang dengan imunitas rendah. TB menular melalui droplet atau dahak yang terbawa saat meludah, batuk, tertawa dan aktifitas lain yang bisa menyebabkan dahak keluar dari mulut.

Gejala TB

TBC/TB memiliki cara penularan dan gejala yang sangat mirip dengan Covid-19 yang sering kita dengar dan lihat di berita maupun infografis. Gejala-gejala umum  yang terjadi antara lain:
1. Batuk berdahak yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu) dan terkadang mengeluarkan dahak
2. Kehilangan nafsu makan dan berat badan
3. Perasaan lelah dan Tidak sehat
4. Bengkak di leher
5. Demam
6. Berkeringat di malam hari
7. Sakit Dada

Pengobatan Tuberkulosis

Seperti halnya Covid 19, TB/TBC bisa didektesi melalui pemeriksaan dahak. Selain test dahak, mendeteksi TB bisa dilakukan dengan rongent, test darah dan tes kulit (Mantoux). 
TB/TBC bukanlah penyakit baru seperti Covid-19. Obat TB sudah ditemukan dan bisa menyembuhkan penyakit ini.

Namun pengobatan penyakit TB relatif lama dan tentu saja biayanya besar. Dokter biasanya akan meresepkan obat sesuai dengan penyakit TB yang menyerang dengan jangka waktu pengobatan minimal 6 bulan.

Pasien TB biasanya akan diawasi dengan ketat oleh fasilitas kesehatan tempatnya berobat. Namun untuk kesembuhan pasien sangat bergantung pada kedisiplinan dan kesabaran pasien selama masa perawatan.  

Pencegahan TB

Pencegahan penyakit TB sama dengan Covid-19. Sehingga dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan Pandemi Covid-19 seharusnya juga menekan angka kasus TB di Indonesia.
Beberapa tindakan pencegahan TB antara lain:
1. Mengenakan masker ditempat keramaian
2. Menutup mulut saat bersin atau batuk
3. Tidak membuang dahak dan bersin sembarangan.

Pentingnya Pelaporan Tuberkulosis

Karena pengobatan TB yang relatif lama. Maka pasien TB harus terus menerus dimonitor oleh fasilitas kesehatan sehingga penularan TB dapat ditekan. Karena jangka waktu pengobatan yang panjang. Bisa jadi pasien TB berpindah-pindah faskes sesuai dengan penyakit lain yang mereka derita.

Dengan sistem SITB yang bisa diakses oleh semua fasilitas kesehatan. Pasien TB bisa termonitor dan menjadi warning bagi fasilitas kesehatan lainnya supaya merawat pasien TB terpisah dengan pasien lainnya. Tujuan Isolasi bukan karena penyakit ini adalah penyakit menjijikkan atau berbahaya. Tapi karena TB memiliki tingkat penularan yang tinggi. 

Catatan Workshop Integrasi Data SIMRS Dengan SITB adalah untuk memberikan pelaporan yang realtime sehingga bisa digunakan bukan hanya untuk monitoring kasus TB, tetapi juga bisa digunakan untuk mencari kontak erat pasien TB sehingga kasus TB di Indonesia bisa ditekan. 

sumber:

https://www.alodokter.com/tuberkulosis#:~:text=TBC%20(Tuberkulosis)%20yang%20juga%20dikenal,berdahak%2C%20dan%20terkadang%20mengeluarkan%20darah.

https://www.ciputramedicalcenter.com/fakta-penyakit-tbc-tuberkulosis-yang-harus-diketahui-2/#:~:text=Tuberkulosis%20(TB)%20adalah%20penyakit%20menular,TB%20dapat%20dicegah%20dan%20diobati.

Opini Pribadi
 

4 comments for "Pentingnya Pelaporan Tuberkulosis"

  1. Setuju nih mas, sebenarnya kunci utamanya yaa disiplin ketika batuk dan bersin, kan harus menghargai orang sekitar juga, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Salah satu hikmah Covid-19, penularan TB insyaallah turun

      Delete
  2. Di tunggu artikel bridgingnya mas..

    ReplyDelete

Post a Comment