Achmad Irfandi: Menghidupkan Warisan Budaya dan Membangun Karakter Anak Lewat Kampung Lali Gadget

achmad irfandi

Di tengah arus modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan gawai semakin merasuk ke berbagai aspek kehidupan, terutama dalam aktivitas sehari-hari anak-anak.

Melihat fenomena kecanduan gadget yang melanda generasi muda, Achmad Irfandi, seorang aktivis budaya dan pegiat sosial dari Sidoarjo, Jawa Timur, menginisiasi sebuah gerakan unik bernama "Kampung Lali Gadget." Melalui inisiatif ini, Irfandi memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak, membangun karakter, serta menciptakan ruang interaksi tanpa gangguan layar digital.

Perjalanan Awal: Prihatin Terhadap Generasi Muda

Achmad Irfandi, atau yang akrab disapa Irfandi, bukan sekadar seorang penggiat budaya, melainkan sosok yang sungguh peduli terhadap masa depan anak-anak Indonesia. Ketika melihat banyak anak kecanduan gadget dan kehilangan keterampilan sosial, ia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu. Pengalaman pribadi dan pengamatannya terhadap anak-anak di sekitar yang lebih tertarik pada gawai daripada bermain di luar menjadi pendorong utama di balik lahirnya Kampung Lali Gadget.

Sebagai seorang yang concern pada dunia pendidikan anak, Irfandi menyadari pentingnya waktu yang berkualitas dalam membangun karakter anak. Ia pun yakin bahwa permainan tradisional, yang dulu banyak dimainkan oleh generasi terdahulu, memiliki nilai-nilai sosial yang berharga, seperti kebersamaan, kerjasama, dan kreativitas. Dengan keprihatinan mendalam, ia pun mulai merancang sebuah tempat yang tidak hanya menawarkan hiburan tetapi juga pendidikan karakter.

Mendirikan Kampung Lali Gadget

Pada tahun 2018, Irfandi secara resmi mendirikan Kampung Lali Gadget, sebuah ruang konservasi budaya yang terletak di daerah Sidoarjo. Tempat ini dirancang agar anak-anak dapat menghabiskan waktu di luar rumah, bermain dan belajar dengan memanfaatkan permainan tradisional.

Nama "Lali Gadget" diambil dari bahasa Jawa, yang berarti "lupa gadget." Dengan nama ini, Irfandi berharap para pengunjung dapat melupakan sejenak ketergantungan mereka pada teknologi dan kembali menikmati kebahagiaan sederhana melalui permainan yang tidak melibatkan layar.

Di Kampung Lali Gadget, anak-anak diajak bermain dan belajar dengan alat-alat tradisional, seperti egrang, congklak, lompat tali, dan petak umpet. Irfandi percaya bahwa permainan-permainan ini tidak hanya mendidik secara fisik tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral. Di setiap sudut kampung, terdapat papan-papan yang menjelaskan asal-usul permainan dan manfaatnya, sehingga anak-anak tak hanya bermain, tetapi juga belajar menghargai warisan budaya.

Filosofi dan Nilai yang Ditanamkan

Bagi Irfandi, Kampung Lali Gadget bukan hanya tempat rekreasi. Ia melihatnya sebagai media untuk mendidik karakter dan menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam diri anak-anak. Setiap permainan tradisional di kampung ini mengajarkan nilai-nilai tertentu. Misalnya, permainan egrang melatih keseimbangan dan keberanian, sementara petak umpet mengajarkan kerjasama dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Di sini, anak-anak diajarkan untuk saling menghormati, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan merayakan kemenangan bersama. Irfandi menjelaskan bahwa melalui permainan tradisional, anak-anak belajar tentang aturan, tenggang rasa, dan solidaritas, sesuatu yang sering kali tidak didapatkan saat mereka bermain dengan gadget. Ia percaya bahwa pembentukan karakter melalui interaksi langsung sangat penting di era digital yang sering kali menurunkan intensitas komunikasi tatap muka.

SATU Indonesia Award 2021

Komitmen Irfandi dalam melestarikan permainan tradisional dan mengurangi kecanduan gadget pada anak-anak telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Astra. Pada tahun 2021, Irfandi dianugerahi penghargaan SATU Indonesia Award oleh Astra atas dedikasinya dalam mengembangkan Kampung Lali Gadget dan usahanya dalam membangun karakter anak-anak melalui pendekatan tradisional. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa apa yang dilakukannya memiliki dampak yang luas dan positif bagi masyarakat.

Menurut Irfandi, SATU Indonesia Award adalah dorongan besar baginya untuk terus bergerak dan mengembangkan Kampung Lali Gadget. Ia bertekad menjadikan kampung ini sebagai ikon budaya yang tak hanya bermanfaat bagi warga Sidoarjo, tetapi juga seluruh Indonesia. Ia berharap inisiatif ini dapat menginspirasi komunitas lain di berbagai daerah untuk turut melestarikan budaya lokal.

kampung lali gadget

Tantangan di Tengah Era Digital

Meski Kampung Lali Gadget mendapat banyak perhatian, tantangan tetap ada. Irfandi mengakui bahwa mengajak anak-anak untuk menjauh dari gadget bukanlah hal yang mudah, terutama ketika mereka sudah terbiasa dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat dan ketergantungan orang tua pada gadget membuat perjuangannya menjadi semakin kompleks.

Untuk mengatasi tantangan ini, Irfandi bekerja sama dengan para orang tua dan pendidik. Ia menyelenggarakan berbagai seminar dan pelatihan untuk orang tua tentang dampak negatif kecanduan gadget dan pentingnya permainan tradisional dalam pembentukan karakter anak. Ia juga mengajak para orang tua untuk aktif terlibat dalam kegiatan di Kampung Lali Gadget, sehingga mereka dapat merasakan langsung manfaat dari pendekatan yang diusungnya.

Harapan dan Masa Depan Kampung Lali Gadget

Sebagai seorang penggerak budaya, Irfandi memiliki visi besar untuk Kampung Lali Gadget. Ia berharap bahwa ke depan, tempat ini tidak hanya menjadi tujuan wisata edukatif tetapi juga pusat konservasi budaya yang dapat menginspirasi daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa. Irfandi bermimpi untuk membangun Kampung Lali Gadget di berbagai kota di Indonesia, sehingga anak-anak di seluruh negeri dapat merasakan pengalaman yang sama.

Selain itu, ia juga berencana untuk mengembangkan program-program yang dapat mendukung kegiatan di Kampung Lali Gadget, seperti lokakarya budaya dan pelatihan permainan tradisional untuk para pendidik. Menurutnya, pelestarian budaya tidak hanya tentang menyimpan tradisi masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan keterikatan emosional antara generasi muda dan akar budaya mereka.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Kisah Achmad Irfandi adalah sebuah inspirasi bagi generasi muda dan para orang tua di Indonesia. Melalui Kampung Lali Gadget, ia menunjukkan bahwa teknologi bukanlah satu-satunya cara untuk membuat anak-anak bahagia dan terhibur. Terkadang, kebahagiaan dapat ditemukan dalam hal-hal sederhana yang memiliki makna mendalam. Irfandi telah berhasil menciptakan sebuah lingkungan yang mengedepankan kearifan lokal dan nilai-nilai kebudayaan, sesuatu yang jarang ditemui di era digital ini.

Dalam satu wawancara, Irfandi mengatakan bahwa ia tidak menentang teknologi. Baginya, teknologi adalah alat yang dapat memberikan banyak manfaat jika digunakan dengan bijak. Namun, ia ingin memastikan bahwa anak-anak memiliki pengalaman bermain yang seimbang antara dunia digital dan dunia nyata, karena di sanalah mereka belajar untuk hidup bersama dalam harmoni.

Melalui Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi mengajak kita semua untuk kembali pada nilai-nilai tradisional dan menikmati kebahagiaan yang ditawarkan oleh permainan sederhana yang sarat akan makna. Kisahnya menjadi pengingat bagi kita bahwa di balik arus modernisasi, ada warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan untuk generasi yang akan datang.***

No comments for "Achmad Irfandi: Menghidupkan Warisan Budaya dan Membangun Karakter Anak Lewat Kampung Lali Gadget"