#DuaKacamata: Couple time, pacaran setelah menikah

Couple time setelah pacaran, Mungkin banyak yang menilai lebay, kurang kerjaan dan lain sebagainya. Namun kencan di dalam pernikahan menurutku sangat wajib dan harus sering-sering dilakukan.


Banyak orang yang ketika masih berpacaran belajar menjadi pasangan yang baik. Dan  setelah menikah, mereka belajar menjadi orang tua yang baik. Setiap pembelajaran dihitung nilainya apakah sudah mendapat nilai tinggi? kalau belum, mereka akan belajar lagi.

Ketika mereka belajar menjadi pasangan, mereka berusaha menjadi pasangan yang baik, ketika belajar menjadi orang tua, mereka berusaha menjadi orang tua yang baik. Belajar menjadi orang tua berarti mereka lebih fokus kepada anak-anaknya. Sehingga tanpa sadari, komunikasi antar pasangan menjadi renggang.

Banyak pasangan yang merasa bahwa setelah menikah maka semua kebutuhannya harus terpenuhi. Namun seringkali kebutuhan yang berusaha dipenuhi adalah kebutuhan materi, Meski tidak bisa kita tampik, materi adalah salah satu hal yang bisa membuat kita bahagia. Tapi pren. Percayalah, jika kamu berpandangan seperti itu. Hal-hal remeh yang dulu membuatmu bahagia, menjadi biasa saja.

Ada juga pasangan yang berpandangan bahwa setelah mereka memiliki anak. Maka orang tua harus fokus pada tugas masing-masing. Sang bapak bertugas menjadi kepala keluarga yang mencari uang, dan ibu bertugas membersihkan dan merapikan rumah, memasak, mengurus anak-anak, mengelola keuangan. Duh, kok tugasnya ibu banyak banget ya. Dan tugas ayah. Cuma 1 doang?

Akibat terlalu fokus, seringkali komunikasi antar individu menjadi terhambat. Belum lagi jika anaknya suka ditemani orang tuanya. Contohnya anak-anakku yang sangat suka ditemani bermain. Untuk mereka, ayahnya adalah teman bermain terbaik yang selalu dirindukan setiap sore. 

Tulisan ini adalah balasan dari tulisan istriku sebelumnya di maritaningtyas.com   dalam project #duakacamata. Kalau mau baca tulisan doi yang cetar banget, langsung klik saja link diatas.


Mengapa Kita Butuh Couple time

Berikut ini alasan mengapa setiap pasangan membutuhkan couple time:

Pada Dasarnya Manusia Adalah Makhluk Sosial.

Semua manusia  apapun jenis kelaminnya adalah makhluk sosial. Contohnya laki-laki,  sedari kecil mereka suka dengan permainan berkelompok. misalnya  sepakbola, jipungan, betengan dan sebagainya yang notabene tidak bisa dilakukan sendirian. Sedangkan perempuan, biasanya suka main masak-masakan, pasaran. Tapi masaknya sambil ngrumpi hahaha. 

Baik pria maupun wanita, mereka adalah mahluk yang suka bersosialisasi. Bahkan ada lagunya yang ngehit banget tentang itu, Judulnya "every one need a shoulder to cry on".

Sebagai mahluk sosial, tentunya kita senang sekali menunjukkan kasih sayang kita pada orang lain, terutama orang yang sangat kita kasihi. Oleh karena itu kita butuh couple time, jangan sampai pasangan kita justru menunjukkan kasih sayangnya ke orang lain. eh 

Laki-laki Harus Paham, Wanita Membutuhkan Ribuan Kata Untuk Dikeluarkan Setiap Harinya. Tapi Wanita Juga Harus Paham, Laki-laki Suka Membicarakan Tentang Hobi/Kesukaan Mereka. 

Laki-laki harus paham, bahwa wanita membutuhkan ribuan kata untuk dikeluarkan setiap harinya. Jika jumlah kata yang dikeluarkan hanya puluhan atau ratusan, jangan heran kalau mereka sering uring-uringan sendiri. S

Tapi wanita juga harus paham. Laki-laki suka  membicarakan tentang hal-hal yang mereka senangi. Misalnya tentang bola, game atau mungkin tentang wanita (kayaknya yang ini nggak ada yang berani ngaku). Jadi para istri seharusnya bisa mengobrol tentang hal-hal yang disenangi suami (BTW, habis ini mesti ada yang protes. "Kok pakai para istri, memangnya istrimu ada berapa?").  

Efek kebutuhan yang tidak terpenuhi antara wanita dan laki-laki tidaklah sama. 
Wanita yang kebutuhan berkata-katanya kurang terpenuhi, cenderung merasa tertekan dan tidak bahagia. Resah dan gelisah menanti fajar tiba.   

Sedangkan para suami atau laki-laki, mereka punya banyak cara untuk melampiaskan kebutuhan mereka bersosial. misalnya dengan alasan keamanan kampung, mereka ngumpul-ngumpul di posklampling, ngomongin bola, mancing dan sebagainya (kecuali aku, soalnya aku cuma seneng ngetik). 

Pekerjaan istri itu sangat berat. Memasak, menyiapkan makanan, membersamai anak-anak ketika suami bekerja, membersihkan rumah. Jadi wajar kalau mereka merasa beban hidupnya sangat berat. 

Aku pribadi berusaha memahami dan memberikan stimulus supaya doi nggak stress-stress amat. Berikut ini yang aku lakuin buat doi:
1. Aku mensupport hobinya dan berkelompok sesuai dengan UUD 45 dan pancasila sila ke 4. 
2. Akses internet 20 mbps full 24 jam, terserah dia mau pakai buat apa, buat kerja, ngeblog ataupun nonton film korea.
3. Laptop intel core i5, buat edit-edit video atau bikin design grafis. 

Tapi, memberi fasilitas seperti itu masih belum cukup. Meski hidup begelimang kuota, ada ratusan ribu kata yang belum keluar dari mulutnya. Mereka masih bisa dilanda galau dan stress, apalagi kalau anak-anak lagi nyebelin. Makin bertumpuk deh. Jadi selain 3 diatas, aku tambahin lagi fasilitas buat si dia.

4. Menyediakan waktu mengobrol dengannya di malam hari. Soalnya kalau ngobrol pas anak-anak belum tidur, mereka suka protes. "Kok bunda terus yang diajak ngobrol". Karena aku paham, didasar mulutnya ada ribuan kata-kata yang terkunci. 

nb. point 4 ada syarat dan ketentuannya, yaitu kalau aku tidak ketiduran. 

Meningkatkan Kasih Sayang Pada Pasangan.

Kasih sayang adalah hal yang alami, Kasih sayang adalah soal memberi, bukan meminta. Meningkatkan kasih sayang kepada pasangan akan sangat sulit dilakukan kalau kita masih bersama anak-anak. Bakalan di protes sama anak-anak. "Kok yang diberi cuma bunda sih?" Atau apapun kalau mereka berkumpul, pasti ada yang protes. Kalau nggak anaknya, ibunya yang protes. Apalagi anak-anakku yang sudah ditinggal kerja seharian oleh ayahnya. Kalau ayahnya pulang langsung jadi rebutan. 
 
Entah benar entah tidak. Situasi seperti ini juga bisa mengikis rasa sayang pasangan. Sebagai seseorang yang halus hatinya, kadang aku merasakannya. Ketika bermain dengan anak-anak, akhirnya istriku sibuk dengan handphone atau laptopnya. Apalagi sebelumnya dia sudah seharian menemani anak-anak. Pasti perasaannya jadi campur aduk. Serasa habis manis sepah dibuang.

 

Trik Kencan alias Couple time setelah menikah ala rumah kita (Martin dan Marita) 

 
Bagi kami (Martin dan Marita, -red), couple time boleh dibilang waktu mahal dan tidak bisa dinilai dengan uang. Bagaimana tidak. Waktuku dari pagi sampai sore dihabiskan di kantor. Setelah pulang rumah, anak-anak minta ditemani bermain sampai mereka lelah. Duh, namanya juga anak-anak. Mereka seakan nggak punya rasa lelah. 

Aku yakin, mereka (anak-anak) bersekutu  kalau ayahnya pulang, ayahnya tidak boleh mengobrol dengan bundanya. Soalnya setiap kali ayah dan bundanya mengobrol, mereka langsung protes. 

Akhirnya waktu senggang untuk kami hanya ketika anak-anak sudah tidur. Jam berapakah itu?
Ifa jam tidurnya nggak terlalu malam. Jam 9-10 dia sudah tidur. Tapi adiknya si Affan. Duh, kadang (sering sih) jam setengah 12 san baru tidur.

Akhirnya ayah dan bundanya juga ikutan tidur (biasanya sih ayanya saja).
 
Berikut ini beberapa tips sederhana yang sering kami lakukan:
 
1. Diniatkan untuk kencan
    Yang namanya niat, meski banyak rintangan pasti akan dilakukan. Meski harus menunggu Ifa dan Affan terlelap. tapi dengan niat yang sungguh-sungguh. Maka Kencan harus terlaksana tetap terlaksana.
 
2. Siapkan Camilan
Karena kencannya kencang sederhana pakai banget. Camilan wajid disiapkan. Biasanya aku beli camilan waktu pulang kerja. Camilannya di taruh di bagasi motor, supaya aman dari jarahan anak-anak hahaha.
 
3.  Siapkan 2 cangkir kopi dan camilan
     Setelah anak-anak tidur dan ibunya juga ketiduran. Aku menyiapkan 2 cangkir kopi. Jangan pernah gengsi, kok cowoknya yang bikinin kopi. Justru itu yang akan membuat istrimu jadi makin sayang sama kamu. Bayangkan ketika kita membangunkan dia dari tidur sambil bilang  "Kopinya sudah aku siapin yang". Uhmm dia akan terbangun dengan perasaan bahagia. So sweeet 
Kopi bisa diubah sesuai kesukaan ya, sesuai kesukaan masing-masing. Kebetulan aku dan doi memang suka kopi.

4. Jangan membicarakan topik yang berat-berat, jangan membanggakan masa lalu ketika belum bertemu. Tapi banggakanlah masa lalu dengannya.
 
 Saat kencan, bicarakan tentang hubungan saat ini saja. Tidak perlu membahas kalau dulu kamu kurus, kering, tinggi, rambut lurus. Kalau aku yang cerita seperti ini, istriku nggak akan percaya, wong kenyataannya rambutku keriting. Ceritakanlah pada dia betapa bahagianya dirimu setelah mengenalnya. Eh topik ini nggak tiap kencan ya, tapi boleh lah sesekali.

Sekian tips dariku, aku minta maaf kalau banyak yang mengira couple time atau kencan setelah menikah adalah dengan jalan-jalan seperti lagu sepanjang jalan kenangan. Couple time buatku dan doi adalah saat kami bisa berduaan tanpa ditemani anak-anak. Apapun waktu dan kondisinya. 

Terima kasih sudah mampir

 
 
 


 
 



 












2 comments for "#DuaKacamata: Couple time, pacaran setelah menikah "

Post a Comment