Who am I? PART 2

who am i part 2


Sudah membaca tulisanku Who am I PART 1 kemarin? Kalau belum cuss gih baca dulu. Kira-kira tulisannya mau dilanjut nggak? 

Bekerja di SIMRS membuatku memahami passionku, apa yang kuinginkan, apa yang kucari. Setelah mencoba beberapa pekerjaan. Baru kali ini aku merasakan semangat bekerja yang semestinya ada. 

Bisa jadi karena lingkungan kerja di sini nyaman. Apalagi aku dan teman-temanku berjuang bersama dari awal. Mengimplementasitakan SIMRS, banyak suka duka yang kami lalui bersama.

Prahara

Sebenarnya kehidupan asmaraku dengannya cukup romantis. Tapi kita tidak bisa memakan rayuan bukan?  Apalagi aku yang masih cupu dalam pekerjaanku. Waktuku kuhabiskan belajar pemrograman yang dipakai di kantor. Tapi kadang bermain game untuk melepaskan otak yang penat. 
 
Saat itu kami sama-sama bekerja. Sebagai mantan mahasiswa berprestasi yang cerdas tentu saja pekerjaannya berbeda denganku yang mantan mahasiswa abadi. Jika dihitung dari gaji, pendapatannya lebih tinggi dariku. 

Pada masa awal pernikahan, pertengkaran adalah hal yang biasa. Sebenarnya tidak saat ini saja. Jauh sebelum kami menikah, kami memang hobi bertengkar. Mencari tempat makan saja bisa memicu pertengkaran. terus terang aku nggak kaget. Justru istriku yang kaget (pada hal-hal yang tak pernah dia lihat sebelumnya).

Sebenarnya pertengkaran yang selalu terjadi di antara kami hanya dipicu oleh satu hal saja. Kalaupun hal lain, nanti dibelokkan ke situ juga. Jan ora kreatif tenan. Namun ada titik dimana aku sangat kecewa padanya. Ketika hal-hal yang dia gunakan untuk memicu pertengkaran, justru dilakukannya.  

Tak ada gading yang tak retak. Dalam setiap pertengkaran maka hukum kekekalan wanita berlaku. 
  • Pasal 1: Wanita selalu benar
  • Pasal 2:  Jika wanita berlaku salah, maka kembali ke pasal 
Setelah kejadian itu aku masih menerimanya, lagipula kasihan pria-pria lain, dia terlalu liar untuk ditaklukkan. Biar aku saja yang berkorban untuk bersamanya. 

BERKELANA

Kata orang sabar itu tak berbatas. Dalam suatu riwayat diceritakan tentang kisah Nabi Muhammad yang selalu menyuapi seorang pengemis buta di pasar. Pengemis itu selalu mencaci maki dan menghina Nabi, dia tidak tahu bahwa orang yang menyuapinya adalah orang yang dicaci dan dihina olehnya.

Sungguh Nabi Muhammad adalah orang pilihan Allah yang diturunkan untuk memberi kita tauladan. Kalau Nabi Muhammad bisa, mengapa kita tidak. Tidak semudah itu fergusso. Aku tidak sejaman dengan Nabi Muhammad. Aku hidup di zaman makanan sudah tidak murni lagi. Ada zat-zat kimia di dalamnya yang meracuni hatiku. 

Aku berniat berkelana setelah anakku yang pertama lahir. Aku butuh sesuatu untuk membuka benar-benar membuka hatiku untuknya. Aku berniat berkelana. Sedikit jauh darinya selama beberapa bulan. Mungkin cinta tanpa syarat itu akan datang kembali.

Aku berkelana beberapa waktu, hanya 1 tahun saja. Aku pindah bekerja ke vendor SIMRS, aku ditempatkan di RSUD Kebumen Jawa Tengah. Kata teman-teman, disana seperti kawah candradimuka. 
Selama satu tahun di Kebumen,  jauh dari saudara dan handai tolan. Baru kusadari, ternyata kulit manggis sudah ada ekstraknya. "Oh maaf aku ngelantur." 

Ternyata berlama-lama meninggalkannya menimbulkan segunung rindu, apalagi dia dan Ifa selalu meneleponku setiap malam. Belum juga segenggam berlian kudapat. Aku memutuskan pindah ke project di RSUD Kendal. Di sana sedang membutuhkan programmer. Aku minta leader project yang juga sahabatku untuk mengosongkan slot programmer sampai aku diijinkan pindah ke Kendal.

Aku bekerja di RSUD Kendal tidak terlalu lama. Istriku khawatir melihat jalur Semarang - Kendal yang penuh dengan truk-truk besar. Apalagi dari rumahku ke RSUD Kendal cukup jauh. hampir 2 jam perjalanan, terutama saat budalan pabrik. Jalur Semarang-Kendal selalu macet. 

Oh iya, sejak lahirnya Ifa, istriku memutuskan keluar kerja. Alasannya sederhana sekali. Waktu itu kami kesulitan mencari tukang momong untuk Ifa. Tapi Allah mboten sare. Istriku mendapat pekerjaan sebagai content writter. Penghasilannya lumayan lho.

Setelah satu tahun di Kendal akhirnya aku resign. Saat itu aku tidak punya bayangan mau bekerja apa. Bahasa pemrograman yang kukuasai hanya Visual Basic 6 dan sedikit web programming. Umur sudah tidak muda. Ya sudah aku bekerja freelance saja. Kebetulan aku bisa sedikit wordpress, aku berfikir. Mungkin aku bisa membuat startup "Roema mayda. Roemahnya pembuat Web." 

Karena kurang promo dan kurang marketing (orang introvert mana bisa jadi marketing). Roema Maydapun kukut. Selain membangun Roema Mayda aku ikut freelance di project yang dikerjakan temanku. Pekerjaanku saat itu bukan cuma satu, tapi dua.

Selain ikut project di temanku, aku juga magang di sebuah agensi dari Chicago Amerika. Jangan dibayangkan kalau aku kerja di Amerika sana. Kerjaku di rumah, di Semarang City sambil rebahan. Sebagai siswa magang. Pekerjaanku sangat ringan. Aku hanya membereskan bug-bug minor dan memindahkan website di dev ke production. Di sinilah aku berkenalan lebih intens dengan wordpress. Kemarin di kolom komentar artikel 3 platform gratis blogging ada yang bertanya sejak kapan aku kenal wordpress? "Ya sejak ini."

BERKENALAN DENGAN KOMUNITAS BLOG

Normalnya orang berangkat kerja ya pagi. Pulang sore. Seperti kisah burung yang pergi pagi dengan perut lapar, kemudian pulang di sore hari dengan perut kenyang. Hal itu tidak berlaku untukku, kantor berada di Chicago Amerika, pagi untuk mereka adalah malam untuk kita. A
ku bekerja mulai malam hari hingga pagi hari. Masalahnya, buat Ifa "Kalau ayah dirumah, ayah harus menemaniku bermain sampai aku tidur." Duh. aku jadi susah istirahat. Malam bekerja, pagi sampai malam menemani Ifa bermain. Tidur menjadi barang mahal untukku. 

Saat itu istriku sudah aktif di dunia perbloggeran. Sebagai anggota suami-suami cinta keluarga, aku suka ngintili kemanapun dia berkelana. Dari sana aku mengenal beberapa blogger hits Semarang dan aku juga tertarik untuk ikut ngeblog.

Tapi ternyata ngeblog tidak semudah yang kupikir, blogku sering lumutan gara-gara jarang menulis. Bukan sekali dua kali istriku komen kalau nggak niat nulis nggak usah beli domain, tak senyumin aja terus tidur lagi. 

Meski jarang menulis, tapi di blogku ada beberapa artikel yang kubuat untuk membantu teman-teman programmer rumah sakit yang menggunakan Visual Basic 6 sepertiku. Artikel-artikel itu sangat berharga. Lebih mahal dari harga domain yang hanya 180 ribu pertahun. 

Dari blogku, aku mendapatkan banyak teman dan sahabat terutama sesama programmer rumah sakit. Bahkan kami membuat group IT-Jateng DIY++ di telegram supaya bisa lebih intens berkomunikasi.  

Apa pandangan kalian tetang programmer? Ruang kerjaku terbagi dua blok. Ruang Programmer dan ruang Teknisi. Ruang Programmer ada di sebelah pintu masuk. Setiap orang masuk ke kantor SIMRS, pasti melewati ruang Programmer. 

Suatu ketika, pernah ada perawat yang mau ke ruang Teknisi, otomatis mereka melewati ruanganku. Sampai di ruang teknisi dia bilang "Sing ning ruangan kae (ruang programmer) isine wong stress-stress po, do meneng kabeh ndelok layar. Kerjo kok meneng-menengan."  Batinku "Sing stress ki yo kowe (yang stress ya kamu), disini dibayar buat bekerja, bukan buat ngobrol. lagian programmer ngoding sambil ngobrol bisa ambyar." Dia tidak tahu resiko pekerjaan kami. Salah satu ketik satu huruf saja bisa membuat error semua aplikasi rumah sakit.

Mungkin hanya ini yang bisa aku ceritakan tentang diriku. Sebenarnya masih ada lagi, tapi aku butuh bahan buat postingan. Cerita yang lain akan aku buat sebagai postingan baru dengan judul lain. Misalnya "Trik Sabar menghadapi istri moody", "Tetap Ceria Meski Istri Ngomel" atau "Istriku adalah Ibu Anak-anakku" entahlah, ditunggu saja kelanjutannya. 





 

 

 
 
 

2 comments for "Who am I? PART 2"

  1. Ngomong-ngomong di kalimat paragraf bawah sub judul berkelana dengan komunitas blog ke spasi, ya? A........
    ku....

    Teryata bapak ini sudah banyak berkelana di wilayah Jateng hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap mbak. Terima kasih koreksinya mbak. Berkelana buat bekerja mbak

      Delete

Post a Comment