Who am I? PART 1
Sekolah Dasar Masa Terindah?
Jika masa SD adalah masa terindah bagi sebagian besar orang. Berbeda denganku. Masa Sekolah Dasar adalah masa yang paling suram untukku. Terlalu banyak orang yang mengetahui latar belakang keluargaku. Namanya juga anak-anak. Pikiran mereka polos, terlalu jujur tapi miskin empati. Mereka terus saja memanggilku anak kurang kasih sayang. Hebatnya, masa Sekolah Dasar itu masa paling lama. 6 tahun lamanya. Mending-mending kalau di-bully pas jaman SMP atau SMA yang hanya 3 tahun.
Beruntung semasa kuliah dulu tidak ada yang membullyku. Bayangkan saja 7 tahun dibully. Duh, lebih lama dari masa Sekolah Dasarku. Duh aku kuliah kelamaan ya hahaha. Tapi masih mending cuma 7 tahun, guruku sekaligus sahabatku 8 tahun baru lulus. Tapi sebenarnya dia cerdas sih.
Tapi masa Sekolah Dasar adalah fase belajar terlama. Bullying yang aku terima di sekolah makin hari membuatku tersiksa. Keluargaku yang saking sayangnya kepadaku dan ingin menjadikanku anak yang baik selalu saja memberitahu hal-hal yang baik dan tidak baik. Mengingatkanku jika aku salah. Tapi aku tidak tinggal di lingkungan yang terpelajar baik secara pendidikan maupun agama. Mutiara meskipun di mulut anjingpun, dia tetap mutiara.
Hebat jika aku tidak menjadi anak yang pendiam, rendah diri, tak bisa menentukan arah, suka melamun namun tampan. Namun sayang aku tidak hebat. Aku menjadi anak yang pendiam meski manis. Rendah diri, meski nggak pendek-pendek amat. Susah menentukan arah, padahal jalannya lurus. Suka melamun meski sendirian dan tidak tampan.
"Aku selalu hidup dalam keinginan orang lain, aku tak tahu apa yang kuinginkan."
Ada sebuah cerita lucu ketika aku mencari sekolah selepas lulus SMP. Ibuku memintaku bersekolah di SMK. Sebenarnya aku sangat jelek dibidang matematika. Tapi aku suka fisika. Aneh ya? Dari nilai NEM yang kudapat. Seharusnya aku bisa bersekolah di SMU Negeri 7.
Sebenarnya aku ingin sekolah disana. Banyak teman-temanku SMP yang bersekolah di sana. Tapi demi menyenangkan ibuku, akupun mendaftar SMK. Sebagai laki-laki tulen aku ingin bersekolah di STM (SMK khusus teknik).
Hampir semua SMK teknik aku datangi. SMK 5, SMK 1, SMK 3. Semua sekolah itu menitikberatkan penerimaan siswa pada test yang tentu saja banyak matematikanya. Bidang ilmu yang menjadi sisi terlemahku.
Pencarian terakhir di SMK 4. Aku lihat sekolahnya tidak sebesar SMK 5. Kelasnya kecil-kecil, lapangannya juga kecil. Tapi di SMK 4, selain nilai test, mereka juga mempertimbangkan NEM dalam penerimaan siswanya. Mungkin karena SMK 4 tidak sebonafid SMK lainnya. Mereka menurunkan standard supaya ada yang masuk kesana. Di sana aku bertemu beberapa teman SMPku. By the way, aku tidak tahu kalau di SMK ada jurusan-jurusannya. hahaha, polos ya aku ini.
Teman-temanku mengajak masuk jurusan Listrik Instalasi, akupun mengikuti. Saat pengumuman penerimaan siswa. Ternyata hanya aku yang keterima. Duh, aku jengkel sekali dengan teman-temanku. Terpaksa aku bersekolah di sana sendirian. Aku sedih sekali, aku merasa dikerjai oleh teman-temanku.
Tapi sesampainya di rumah banyak yang memujiku, baik keluarga maupun tetangga. Aku bingung. Setelah aku mencari informasi, ternyata SMK 4 adalah SMK favorit di Semarang setelah SMK 7 (SMK Pembangunan). Tengilnya diriku sampai tidak tahu itu. Tapi tetap saja, aku lemah di mata pelajaran Matematika. Nilaiku jelek-jelek.
Kuliah
Alhamdulilah meski bukan orang berada, tapi ibu menawariku untuk kuliah, Akupun mengiyakan. Tapi sebenarnya aku bingung mau kuliah apa. Sudah lama aku tidak punya cita-cita. Sudah lama aku tidak punya keinginan. Akhirnya akupun berniat mengambil jurusan komputer, karena sewaktu aku di perpustakaan sekolah aku melihat brosur salah satu sekolah tinggi komputer.
Ternyata sahabatnku di SMP juga mau sekolah di Sekolah tinggi komputer juga. Akhirnya aku dan sahabatku mendaftar bersama. Lagi-lagi aku salah jurusan.
Aku senang sekali dengan pelajaran extra kurikuler komputer di SMKku dulu. Meski hanya diajarin mengetik. Aku senang sekali. Aku ingin bisa membuat aplikasi seperti itu. Receh banget ya? padahal saat itu masih memakai DOS prompt. Aku sengaja masuk jurusan Manajemen Informatika karena disana tidak ada pelajaran kalkulus. Menurut cerita urban legend, kalkulus adalah salah satu rumus matematika super rumit.
Ternyata aku salah. Di Manajemen Informatika, kalkulus ada di pelajaran Matematika 2. Pelajaran programmingnya sedikit sekali, ternyata pelajarannya lebih banyak pelajaran Manajemen. Pupus sudah harapanku menjadi programmer yang akan membuat text editor tercanggih pada jamannya.
Di kampus aku bertemu dengannya. Dia memang menarik bagiku. Ada sisi gelap yang membuatku penasaran. Wanita yang cerdas sekaligus buas, auummm!. Kamu tak tahu seberapa beringasnya dia, cukup tanganku saja yang penuh luka gigitannya.
Dia begitu lincah memainkan kata-kata, aku sering dibuai oleh tulisannya. Dari tulisannya seakan dia mencintaiku dengan sangat. Tapi disisi lain, wanita adalah mahluk misterius yang pernah diciptakan Tuhan. Dia susah diterka. Kalau diajak makan selalu jawab "Terserah!"
Sepertinya ada yang salah dengan gaya pacaran kami dulu. Dulu kami suka bertukar tulisan, entah sekarang sudah berapa buku kami habiskan. Aku memang suka membaca tulisannya, tapi aku sendiri tidak suka menulis. Tapi aku tetap berusaha, demi terlihat pintar olehnya. Usahaku tak sia-sia, dia pernah aku bantu ketika mawapres dulu dan berhasil meraih juara.
BEKERJA
"Jalan-jalan ke gang ontamencari sandal seribu tigabila ingin kulanjutkan ceritaesok hari akan kusapa"
Nggak sabar nunggu lanjutannya... jangan lama-lama ya nglanjutinnya Pak.
ReplyDeleteBesok lah, bobok dulu yuk
DeleteSetelah seru membaca sitemap hidup part 1, lalu sekilas memahami gambar pacaran vs nikah (mohon maaf aku ketawa pas liatnya sambil bayang-bayang pacarannya kayak gimana). Eh aku jadi kepikiran Rengginang di kaleng Khong Ghuan ya? Duh si Bapak ini gak dikasih internal link di tulisan yaang merujuknya ya. Terpaksa mencari. Heye
ReplyDeletemaapken mas, maklum nulisnya dini hari. Jangan dibayangin mas, aku orangnya lempeng-lempeng saja sih. termasuk ekspresi wajah
DeletePhotone kok koyo sapa ya....?
ReplyDeleteKoyo cah kae ðŸ¤
DeleteHihihi mantap pantunnya
ReplyDeleteTerima kasih mbak, padahal pantunnya ngasal
Deleteaku senyum-senyum sendiri baca ceritanya mas, ada lucunya.. mengalir.. dan aduhai foto nikahnya benar-benar menggambarkan senyum bahagia... :) so sweet
ReplyDeleteTerima kasih mas
Deletewaduh, seru sekali mas ngebaca ceritanyaa, semangat buat lanjut part berikutnya maas, hehe
ReplyDeleteTerima kasih mbak, yang kedua kurang mateng bikinnya. Ternyata bikin artikel di kantor dan dirumah beda feelnya
DeleteSeneng bacanya... jadi berasa kenalan langsung. Btw bercerita - curhat memang salah satu upaya membangun kedekatan emosional.
ReplyDeleteAlhamdulillah, di ODOP kita semua diakrabkan dengan hal ini. Lanjutannya semoga masuk link BW lagi deh hehe~
Terima kasih mbak, aku kaget kok tiba-tiba banyak komen. Belum buka list bw wajib. Alhamdulilah ternyata masuk bw wajib
Delete***list wajib BW
ReplyDeleteSyuka tulisannya..sangat terhibur. Mengalir dengan nyaman.
ReplyDeleteTerima kasih mbak
Deleteya ampun kaleng khong guan opo hubungane sama Semarang mas haha, seru banget ini ceritanya!
ReplyDeleteKan produk semarang mbak. Kabupaten semarang sih
Deletemenunggu kelanjutannya
ReplyDeleteSiap mas
DeleteMau nggak ketawa liat fotonya pas pacaran, tp nggak bisa. Maaf yah. Hehe... So far aku tetep suka sm tulisannya.
ReplyDeleteDulu memang seperti itu. Istilahnya "Cool" gitu ya?
Delete