Mengapa linux Mint Lebih Populer Daripada Ubuntu Desktop

Linux mint lebih populer daripada ubuntu




Benarkah Linux Mint lebih populer dari Ubuntu? Aku salah satu pengguna ubuntu yang menggunakan ubuntu karena doktrin bahwa ubuntu adalah distro linux yang sangat lengkap. Lengkap adalah hal yang bagus. Kita tidak terlalu banyak ngoprek, nginstall dan lain sebagainya. 

Memang benar, Ubuntu merupakan distro linux yang sangat lengkap. Namun untuk menjadi populer bukan hanya faktor lengkap saja. Karena lengkap selalu berbanding lurus dengan berat. Awalnya aku merasa fine-fine saja dengan Ubuntu, tapi makin kesini kok makin berat saja. Beban tubuhku sudah berat, janganlah ditambah sistem operasi yang berat-berat.

Pada suatu ketika di group telegram IT RS Jateng DIY++ secara tidak sengaja membahas tentang linux. Group ini memang bebas sekali. Kadang kami ngobrol masalah-masalah diluar IT, meski kebanyakan tentang teknologi IT. Saat itu kami ngrasani (membicarakan) tentang sistem operasi alternatif pengganti Windows. Entah mengapa kok yang dibicarakan mau diganti kok Windows, kenapa nggak Mac OS?
Seorang temanku yang linux freak (soalnya laptopnya kurang wuss wuss kalau diinstalli Windows) bilang kalau lebih suka linux mint. Bukan hanya dia, yang lainpun mengatakan demikian. Ada apa dibalik Linux Mint. Aku tahunya yang paling populer ya Ubuntu, lagipula Linux Mint dibuat dari kernelnya Ubuntu.  

Dilansir dari techmin.com dengan judul artikel 10 Most Popular Linux Distribution, ternyata popularitas Linux Mint memang mengalahkan Ubuntu. Linux Mint urutan ketiga, sedangkan Ubuntu urutan ke 4. Mengapa demikian? 

Linux Mint Lebih Ringan

Dari awal diciptakan Linux Mint memang mengutamakan kinerja tinggi, kehandalan dan antarmuka yang modern dan nyaman. Bandingkan paket installer linux mint 20 dengan paket installer ubuntu desktop 20. Paket installer linux mint hanya 1.8 GB sedangkan Ubuntu 20 sebesar 2.6 GB. Padahal Linux Mint sebenarnya dibuat dari kernel Ubuntu. Lalu mengapa Linux paket Mint lebih kecil dari Ubuntu? 

Dulu aku juga berfikir Linux Mint sebelas dua belas dengan Ubuntu. Tapi testimoni dari beberapa teman, kata mereka Linux Mint lebih ringan. Setelah aku mencoba sendiri. Uhmm, Linux Mint memang lebih ringan. 

Untuk lebih jelasnya mari kita bandingkan minimal requirement untuk Linux Mint 20 dan Ubuntu 20.

System Requirement Linux Mint 20
  1. RAM 1GB RAM (Untuk kenyamanan, 2 GB keatas lebih baik).
  2. Kapasitas harddisk minimal 15GB of disk space (20GB recommended).
System Requirement Ubuntu 20
  1. Prosesor minimal 2 GHz dual core 
  2. 4 GB RAM
  3. Kapasitas harddisk minimal 25 GB 

Aplikasi-Aplikasi Pendukungnya Memanjakan Pengguna Deskop

Meskipun Ubuntu sangat lengkap, tetapi kita harus menginstall sendiri beberapa codec untuk multimedia. Di Linux Mint issue ini jarang terjadi. Paket Desktop yang terinstall secara default sudah sangat lengkap. Misalnya gimpp, libre office, browser, java, codec multimedia dan lain sebagainya. Untuk pengguna desktop murni (aktifitas perkantoran dan multimedia), lupakan perinta "apt-get install", kamu hampir tidak membutuhkan instalasi aplikasi lain selain aplikasi default.

Interface Lebih Mudah

Ubuntu memiliki Desktop Environment sendiri yang bernama UNITY, dulu sekali aku pernah suka. Bentuknya ala-ala Mac OS, bedanya Mac OS ada dibawah sedangkan Unity ada disamping. Setelah aku sadar bahwa sistem operasi bukan sekedar Desktop Environment, aku jadi tidak suka Unity. Apalagi Gnome bisa dibuat sangat mirip dengan MacOS. Tapi aku juga tidak suka, karena Gnome kurang ribet seperti MacOS (menurutku yang bingung waktu megang MacOS). 

Linux Mint menggunakan pendekatan yang berbeda. Seolah maklum dengan populernya Windows, Linux Mint mengambil tradisi Windows ke Desktop Environmentnya. Linux Mint mengembangkan GNOME 3 menjadi Cinnamon. Cinnamon sangat mirip dengan Windows, menggunakan start menu, kemudian kemudahan dalam setting, tema dan lain sebagainya. Linux Mint sangat cocok bagi orang yang ingin beralih dari Windows ke Linux.

Stabil 

Meski sama-sama dikembangkan dari Debian base, bahkan Linux Mint dibuat dari Ubuntu. Tapi Linu Mint lebih stabil dari Ubuntu. Entah mengapa setelah pemakaian agak lama dan sering update. Ubuntu malah lebih sering crash. Tiba-tiba keluar warning kalau system crash. Hal ini jarang sekali atau hampir tidak pernah di Linux Mint.
 

Gratis

Berbeda dengan Ubuntu yang disokong oleh sebuah perusahaan yang visioner, yaitu Canonical. Linux Mint benar-benar disokong oleh komunitas. Ubuntu memiliki beberapa layanan berbayar, misalnya support profesional atau aplikasi-aplikasi premium dari Canonical. Sedangkan Linux Mint dikembangkan oleh komunitas dan dana pengembangan didapatkan dari donasi-donasi.

Ubuntu Terlalu Sering Rilis

Kabarnya sebuah sistem operasi yang bagus adalah sistem operasi yang sering rilis. Misalnya Android. Android sangat sering dirilis. Semakin sering dirilis berarti sistem operasi tersebut rajin dikembangkan dan diupdate. Tapi nggak begitu juga kali. Toh kalau handphonemu terlanjut pakai android 4 misalnya, nggak mungkin bisa kamu update kalau vendor handphonemu nggak merilis update.

Selain itu ketika sebuah rilis versi dikeluarkan, berarti dukungan terhadap versi sebelumnya bisa jadi dihentikan, kecuali versi LTS (Long Time Support). Sayangnya tidak semua versi Ubuntu berseri LTS. 
Setiap versi Linux Mint yang keluar adalah versi LTS. Sehingga kita tidak perlu khawatir terkait dukungan sistem operasi.

4 comments for "Mengapa linux Mint Lebih Populer Daripada Ubuntu Desktop"

Post a Comment